Jumat, 25 Desember 2015

Makalah Elektroanalisi Aplikasi Voltametri

“APLIKASI VOLTAMETRI”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Elektroanalisis

Dosen Pembimbing : Dr. Sutanto, M.Si






Disusun oleh :
o   Yuspiter Ndruru                                (062113034)
o   Diana Nursari                     (062113044)
o   Maylan Hajrona Cova     (062113056)
o   Samsiah                               (062113059)

 
 










Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan
2015



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah Elektroanalisis tentang “Aplikasi Voltametri Siklik Dalam pengelolaan Limbah SDBS dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran Ele.ktroanalisis
Harapan kami semoga makalah ini membantu, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapa tmemperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bogor, Desember  2015


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN MATERI
2.1 Prinsip Voltametri........................................................................................ 3
2.2 Sel Voltametri.............................................................................................. 6
2.3 Arus DalamVoltametri................................................................................. 8
BAB III APLIKASI
2.1 Voltametri Siklik SDBS Dalam BerbagaI Elektroda Dan Elektrolit Pendukung     11
BAB IV KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 19
3.2 Kritik dan Saran......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lifofilik), sehingga dapat mempersatukan campuran yangterdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya .  Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil semetara bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil yang panjang
Studi voltametri siklik untuk menentukan kondisi optimum elektroda dan mediator.
Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran listrik
dengan reaksi kimia, yaitu menentukan satuan-satuan listrik seperti arus, potensial, atau tegangan, dan hubungannya dengan parameter-parameter kimia .
Dalam teknik voltametri, potensial yang diberikan dapat diatur sesuai keperluan. Kelebihan dari teknik ini adalah sensitifitasnya yang tinggi, limit deteksi yang rendah dan memiliki daerah
linier yang lebar. Selama proses pengukuran, konsentrasi analit praktis tidak berubah karena hanya sebagian kecil analit yang dielektrolisis. Potensial elektroda kerja diubah selama pengukuran, dan arus yang dihasilkan dialurkan terhadap potensial yang diberikan pada elekroda
kerja. Arus yang diukur pada analisis voltametri terjadi akibat adanya reaksi redoks pada permukaan elektroda. Kurva arus terhadap potensial yang dihasilkan disebut dengan voltamogram


1.2  Rumusan masalah
Rumusan masalah yang diambil oleh penulis dalam pembuatan makalah ini :
a)      Prinsip Voltametri
b)      Mekanisme Kerja Voltametri
c)      Aplikasi Voltametri Dalam Voltametri Siklik Sodium Dedocyl Benzen Sulfonat Dalam Berbagai Elektroda Dan Elektrolit Pendukung
1.3  Tujuan
Setelah mempelajari Kimia fisik tentang pergerakan molekul difusi tersebut mahasiswa dapat:
1.  Mahasiswa dapat mengetahui metode analisis voltametri
2.  Mahasiswa memperoleh pemahaman dari contoh aplikasi analisis dengan metode analisis voltametri


















BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Voltametri
2.1.1 Analisis Voltametri
Voltametri adalah metode elektrokimia dimana arus diamati pada pemberian potensial tertentu. Voltametri berasal dari kata volt – ampero – metry. Kata volt merujuk pada potensial, amperro merujuk pada arus, dan metry merujuk pada pengukuran, sehingga dapat diartikan bahwa voltametri adalah pemberian potensial pada elektroda kerja dan arus yang timbul dari hasil reaksi diukur. Timbulnya arus disebabkan karena terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi pada permukaan elektroda. Arus yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi analitdalam larutan.
Seiring kemajuan elektronika, teknik voltametri juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat dengan semakin akuratnya pemberian potensial dan pengukuran arus. Beberapa aplikasi voltametri diantaranya untuk analisis di bidang lingkungan, farmasi, sintesis senyawa kompleks, dan sintesis senyawa organik (Skoog, et al, 1998). Modulasi pemberian potensial juga lebih bervariasi dengan kontrol komputer, sehingga sensitivitas dan selektivitas semakin
meningkat.
Voltametri merupakan metode analisis menggunakan teknik potensial terkontrol yaitu pengukuran respon arus dari analit dengan pemberian potensial pada elektroda. Respon arus yang dihasilkan berasal dari transfer elektron selama  proses oksidasi dan reduksi dari analit. Secara termodinamika potensial elektroda dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Reaksi yang terjadi berdasarkan persamaan Nernst, sebagai berikut :
E = E + log
dengan E0 adalah potensial standar reaksi redoks yang terjadi, R adalah tetapan gas mutlak, T adalah temperatur (K), F adalah bilangan Faraday, CO adalah konsentrasi analit yang teroksidasi, dan Cr adalah konsentrasi analit yang tereduksi. Arus yang dihasilkan dari reaksi oksidasi reduksi tersebut dinamakan arus Faraday, karena mengikuti hukum Faraday (1 mol bahan memberikan n x 96478 Couloumb listrik). Hasil plot arus Faraday versus potensial dinamakan voltamogram.
Ion-ion analit dalam larutan akan bergerak menuju permukaan elektroda ketika potensial diterapkan. Mekanisme gerakan transport massa/migrasi ion dari larutan menuju permukaan elektroda melalui 3 cara yaitu :
1. Difusi, adalah migrasi yang dikarenakan adanya suatu gradient
konsentrasi. Arus ini disebabkan migrasi spontan analit dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah.
2. Elektromigrasi, adalah migrasi yang disebabkan kation berpindah menuju
katoda dan anion menuju anoda. Arus ini disebabkan oleh muatan yang dibawa oleh ion-ion melalui larutan berdasarkan bilangan transfernya.
3. Konveksi, adalah migrasi yang disebabkan oleh pengadukan, perbedaan densitas, atau perbedaan temperatur. Konveksi terjadi ketika alat  mekanik digunakan untuk membawa reaktan menuju elektroda dan memindahkan produk dari permukaan elektroda. Alat yang paling umum digunakan untuk pengadukan adalah pengaduk magnetik.
            Volume larutan di tempat terjadinya gradien konsentrasi disebut sebagai lapisan difusi. Tanpa transformasi yang lain, ketebalan lapisan difusi meningkat seiring dengan waktu karena terjadi penurunan konsentrasi reaktan pada permukaan elektroda.
            Seluruh mekanisme migrasi ion akan menimbulkan arus yang sangat
kompleks dan menyebabkan hubungan antara arus dan konsentrasi tidak sebanding. Arus dari migrasi ion secara difusi saja yang sebanding dengan konsentrasi. Untuk mendapatkan hubungan yang sebanding maka migrasi ion secara konveksi dan elektromigrasi harus diminimalkan. Konveksi dapat
diminimalkan dengan tidak melakukan pengadukan dan penggunaan konsentrasi rendah. Elektromigrasi diminimalkan dengan menambah elektrolit pendukung dalam larutan dengan konsentrasi 50 sampai 100 kali dari konsentrasi analit.
(Wang, 1994)
Flux materi menuju dan menjauhi permukaan elektroda adalah fungsi kompleks dari ketiga jenis transport massa. Dengan membatasi hanya difusi saja sebagai transport massa yang signifikan terhadap perpindahan reaktan dan produk, arus dalam sel voltametri dapat dirumuskan :
i =
dengan :
n = jumlah elektron yang ditransfer dalam reaksi redoks
F = tetapan Faraday (96.478 C/mol)
A = luas area elektroda (cm2)
D = koefisien difusi reaktan atau produk (cm2/s)
δ = ketebalan lapisan difusi (cm)
Cbulk = konsentrasi larutan analit (mol/dm3)
Cx=0 = konsentrasi larutan di permukaan elektroda (mol/dm3)
            Persamaan ini valid jika konveksi dan migrasi tidak mengganggu
terbentuknya lapisan difusi antara elektroda dan badan larutan (bulk). Migrasi dihilangkan dengan menambahkan larutan pendukung inert (elektrolit) konsentrasi tinggi ke dalam larutan analit. Ion dengan muatan yang sama berinteraksi sama kuatnya dengan permukaan elektroda, sehingga memiliki peluang yang sama besar untuk bermigrasi. Keberadaan ion inert dalam jumlah besar akan memperkecil jumlah ion produk atau reaktan yang berpindah (transport massa) dengan cara migrasi. Konveksi dapat dengan mudah dieliminasi dengan tidak mengaduk atau mendorong larutan melewati suatu sel elektrokimia yang mengalir. Dinamika fluida yang melewati elektroda menghasilkan lapisan difusi kecil (0,001-0,001 \ cm), dan kecepatan transport massa oleh konveksi turun menjadi nol (Harvey, 2000).



2.1.2 Sel Voltametri (Harvey, 2000)
            Sel voltametri terdiri dari elektroda kerja, elektroda pembantu, dan elektroda pembanding. Ketiga elektroda tersebut tercelup dalam sel voltametri yang berisi larutan sampel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Skema Sel Voltametri (Wang, 1994)
Potensial luar diberikan antara elektroda kerja dan elektroda pembanding. Bila ada reaksi oksidasi maupun reduksi pada elektroda kerja, arus yang dihasilkan dilewatkan ke elektroda pembantu, sehingga reaksi yang terjadi pada elektroda pembantu akan berlawanan dengan reaksi yang terjadi pada elektroda kerja. Untuk mengukur arus yang timbul digunakan amperemeter (A). Antara elektroda kerja dan elektroda pembanding diberikan tahanan (R) yang cukup tinggi agar arus tidak melewati elektroda kerja dan elektroda pembanding, karena bila terjadi reaksi pada elektroda pembanding, potensial elektroda pembanding akan berubah atau elektroda rusak.
ü Elektroda Kerja (Working Electrode/WE)
Elektroda kerja adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi atau reduksi. Kualitas elektroda kerja tergantung pada dua faktor yaitu reaksi redoks dari analit dan arus latar pada rentang potensial yang dibutuhkan dalam pengukuran. Elektroda kerja harus memiliki syarat-syarat seperti memiliki respon arus dengan keberulangan yang baik, rentang potensial yang lebar, konduktivitas listrik yang baik, dan permukaan elektroda yang reprodusibel. Elektroda yang sering digunakan adalah elektroda merkuri, karbon, dan logam mulia.
(1 )Elektroda Merkuri
Merkuri dipilih sebagai bahan pembuat elektroda, sebab merkuri memiliki overpotensial aktivasi yang tinggi untuk evolusi hidrogen, rentang potensial katoda yang lebar, reprodusibilitas yang tinggi, dan permukaan yang dapat diperbaharui secara kontinyu. Kekurangan elektroda ini yaitu rentang potensial anoda yang terbatas (merkuri teroksidasi) dan bersifat toksik.

(2 Elektroda Padatan
Elektroda padat memiliki rentang potensial yang lebih besar  dibanding elektroda merkuri. Contoh elektroda padat yaitu karbon, platina, dan emas. Elektroda perak, nikel, dan tembaga digunakan untuk aplikasi spesifik. Faktor penting dari elektroda padat yaitu respon arus yang sangat tergantung pada permukaan elektroda sehingga permukaan elektroda perlu mendapat perlakuan khusus sebelum digunakan untuk mendapatkan keberulangan yang baik. Perlakuan yang dilakukan tergantung pada bahan elektroda yang digunakan. Elektroda padat cenderung memiliki permukaan yang heterogen dan kasar yang berpengaruh pada aktivitas elektrokimia.

ü Elektroda Pembanding (Reference Electrode/RE)
Elektroda pembanding merupakan elektroda dengan harga potensialsetengah sel yang diketahui, konstan dan tidak bereaksi terhadap komposisi larutan yang sedang dianalisis. Elektroda pembanding memberikan potensial yang stabil terhadap elektroda kerja yang dibandingkan. Elektroda pembanding yang biasa digunakan adalah elektroda kalomel jenuh dan elektroda perak/perak klorida.
ü Elektroda Pembantu (Counter Electrode)
Elektroda pembantu dikendalikan oleh potensiostat untuk kesetimbangan arus difusi pada elektroda kerja dengan transfer elektron ke arah sebaliknya. Jika terjadi reduksi pada elektroda kerja maka oksidasi terjadi pada elektroda pembantu. Elektroda pembantu yang digunakan harus bersifat inert seperti kawat platina atau batang karbon yang berfungsi sebagai pembawa arus.
2.2 Arus Dalam Voltametri
ü  Voltametri pulsa normal
ü  Voltametri Pulsa Diferensial :
ü  Voltametri Pulsa Gelombang Persegi :
ü  Voltametri Pulsa Linier :
Description: Linear potential sweep
ü  Voltametri Pulsa Tangga :
Description: Staircase potential sweep (black) set against a linear potential sweep (blue)
ü  Voltametri Pulsa Siklik :
Description: Typical cyclic voltammogram

Description: 300px-Cyclicvoltammetrywaveform

            Voltametri siklik merupakan teknik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal ke potensial akhir dan kembali lagi ke potensial awal atau disebut juga penyapuan (scanning) dapat dibalik kembali setelah reaksi berlangsung. Dengan demikian arus katodik maupun anodik dapat terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan pada saat penyapuan dari potensial yang paling besar menuju potensial yang paling kecil dan arus anodik adalah sebaliknya yaitu penyapuan dari potensial yang paling kecil menuju potensial yang paling besar. Voltametri siklik terdiri dari siklus potensial dari suatu elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan yang tidak diaduk yang mengandung spesies elektroaktif dan mengukur arus yang dihasilkan. Potensial pada elektroda kerja dikontrol oleh elektroda pembanding seperti elektroda kalomel jenuh (EKJ) atau perak/perak klorida. Pengontrol potensial yang diterapkan pada dua elektroda dapat dianggap sebagai sinyal eksitasi. Sinyal eksitasi untuk voltametri siklik adalah penyapuan potensial linear dengan gelombang segitiga

BAB III

APLIKASI


Studi Voltametri Siklik Sodium Dedocyl Benzen Sulfonat Dalam Berbagai Elektroda dan Elektrolit Pendukung

SDBS (sodium dedocyl benzene sulfonate) adalah bahan pembuatan deterjen berupa surfaktan. Deterjen mempunyai berbagai pengaruh yang membahayakan lingkungan perairan permukaan. Banyaknya kandungan deterjen di permukaan perairan akan menghambat transfer massa, sehingga berbahaya bagi kehidupan air dan bila dibiarkan akan mencemari air bersih. Telah dipelajari elektrooksidasi dari surfaktan SDBS secara voltametri siklik menggunakan elektroda Pt, Pt/Co, pasta kobal, pasta kobal oksida, kobal wire dan pasta karbon dalam elektrolit pendukung KCl, NaClO4 KNO3 dan KOH dengan konsentrasi masing-masing 0,1M, Hasil dari voltamogram menunjukan bahwa elektroda Pt berlapis kobal yang dibuat secara elektrodeposisi dengan melapisi elektroda platina oleh kobal klorida 0,1M dan elektrolit pendukung KOH 0,1M sangat berpotensial untuk digunakan mengoksidasi limbah SDBS, dua puncak anodik dan katodik dapat teramati pada potensial antara 200mV dan 800 mV (vs. Ag/ AgCl).
ü Latar Belakang
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lifofilik), sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil semetara bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil yang panjang. Surfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi dan limbahnya dapat mencemarkan lingkungan, karena sifatnya yang sukar terdegradasi. Penelitian yang telah dilakukan hanya pada tahap beberapa parameter (tegangan, suhu dan temperatur) untuk konversi total CO2, masih belum terungkap tentang reaksi yang terjadi dalam sel elektrokimia dan reaksi oksidasi reduksinya. Belum ada laporan mengenai laju transfer reaksi kobalt(II) menjadi kobalt(III) maka disini dipelajari penggunaan beberapa elektroda. Belum pernah dikaji dan ditemukan dalam literatur adalah: Studi voltametri siklik untuk menentukan kondisi optimum elektroda dan mediator.
Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis.Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran listrik dengan reaksi kimia, yaitu menentukan satuan-satuan listrik seperti arus, potensial, atau tegangan, dan hubungannya dengan parameter-parameter kimia. Dalam teknik voltametri, potensial yang diberikan dapat diatur sesuai keperluan. Kelebihan dari teknik ini adalah sensitifitasnya yang tinggi, limit deteksi yang rendah dan memiliki daerah linier yang lebar. Selama proses pengukuran, konsentrasi analit praktis tidak berubah karena hanya sebagian kecil analit yang dielektrolisis. Potensial elektroda kerja diubah selama pengukuran, dan arus yang dihasilkan dialurkan terhadap potensial yang diberikan pada elekroda kerja. Arus yang diukur pada analisis voltametri terjadi akibat adanya reaksi redoks pada permukaan elektroda. Kurva arus terhadap potensial yang dihasilkan disebut dengan voltamogram
ü BAHAN DAN METODA
            Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua. Peralatan yang pertama adalah peralatan yang umum digunakan dalam laboratorium seperti labu takar, gelas kimia, pipet seukuran, pipet ukur, batang pengaduk, dan pipet tetes. Sedangkan peralatan kedua adalah peralatan khusus yaitu voltameter Epsilon dengan software EC ver.1.60.70 untuk analisis secara voltametri dengan menggunakan tiga jenis elektroda. Elektroda yang digunakan yaitu elektroda platina, platina lapis kobal. Kobal wire, pasta kobal logam, pasta kobal oksida, dan pasta karbon yang dibuat sebagai elektroda kerja, elektroda Ag|AgCl (NaCl 3 M) sebagai elektroda pembanding, dan elektroda platina sebagai elektroda pembantu.
Gambar 1. Diagram sel voltametri, W: elektroda kerja; R: elektroda pembanding; A: elektroda pembantu
            Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitan ini adalah CoCl2(Merck 99%), KCl(Merck 99%), NaClO4(Merck 99%), KNO3(Merck 99%),KOH (Merck 99%), dan SDBS(Merck 99%) aqua DM baik untuk pembuatan larutan maupun untuk pembilasan alat-alat yang perlu untuk dibilas dengan aquades. Gas N2 dipergunakan selama pengukuran untuk mengusir oksigen terlarut di dalam sel pengukuran. Elektroda Pt berlapis kobal (Pt/Co) berdiameter 0,4 mm dan tinggi 4 cm dibuat secara elektrodeposisi dengan melapisi elektroda platina oleh kobal. Proses elektrodeposisi menggunakan larutan CoCl2 sebagai sumber ion Co(II) dan kawat platina sebagai elektroda (katoda dan anoda). Proses elektrodeposisi dilakukan dengan potensial 2 volt dan waktu deposisi 10 menit. Elektroda Pasta karbon, Elektroda Pasta kobal dan elektroda pasta kobal oksida dibuat
dengan pencampuran parafin 7 : 3. Semua elektroda dikarakterisasi di larutan elektrolit pendukung KCl, KNO3, NaClO4 dan KOH sebagai blanko untuk melihat secara kualitatif arus latar belakang (background) dari larutan elektrolit tersebut. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya puncak dari larutan elektrolit yang telah dibuat serta untuk melihat kemampuan elektroda pada larutan saat dilakukan pengukuran. Karakterisasi ini dilakukan dengan metode voltametri siklik yang sering digunakan dalam uji kualitatif pada karakterisasi elektroda. Karakterisasi
dilakukan pada rentang potensial -200 mV hingga 800 mV.
Dalam pengukuran secara siklik voltametri dialirkan gas nitrogen kedalam larutan selama beberapa saat. Hal ini dilakukan untuk membebaskan larutan dari oksigen terlarut karena dengan adanya oksigen terlarut dalam larutan, akan menyebabkan oksigen mengalami reaksi redoks pada Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 1, Juli 2012 (Volume 15, Number 1, July, 2012) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center) permukaan elektroda sehingga akan terlihat puncak-puncak oksigen  pada voltamogram. Puncak puncak oksigen tersebut akan mengganggu analisis jika memberikan puncak pada potensial yang mirip dengan potensial analit. Dan untuk mencegah oksigen agar tidak larut kembali kedalam larutan, selama pengukuran dialirkan gas nitrogen diatas permukaan larutan. Pada umurnnya oksigen akan memberikan dua puncak pada rentang potensial yang cukup lebar. Puncak pertama diberikan oleh reaksi :
O2 + 2H2O + 2e- àH2O2 + 2OH- (larutan netral atau basa)
O2 + 2H+ + 2e-                      àH2O2 (larutan asam)
Puncak ke dua timbul akibat reduksi hidrogen peroksida yang dihasilkan dari reaksi reduksi di atas
H2O2 + 2e-à2OH- (larutan basa)
H2O2 + 2H+ + 2e-à2H2O (larutan asam)
Elektroda pembanding yang digunakan adalah elektroda Ag/AgCl. Jika ada arus yangmengalir pada elektroda Ag/AgCl, maka konsentrasi Cl- akan berubah dan potensial pun akan berubah. Hal ini menyebabkan pengertian elektroda pembanding tidak terpenuhi. Agar potensial elektroda pembanding tetap, digunakan elektroda pembantu yang memiliki hambatan lebih kecil daripada elektroda Ag/AgCl. Akibatnya, arus yang mengalir ke elektroda pembanding sangat kecil atau dianggap nol dan arus yang diukur adalah arus pada rangkaian antara elektroda kerja dan elektroda pembantu. Elektroda pembantu yang digunakan adalah platina (Pt). Elektroda padat Pt ini memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan pada daerah potensial yang lebih luas. Pt dapat digunakan pada +1,2 V – (-0,2) V (vs EKJ) dalam suasana asam dan +0,7 V – 0,1 V dalam suasana basa. Dibawah ini adalah voltamogram siklik SDBS dengan elektroda Pt, Pt berlapis kobal, kobal wire, pasta kobal logam, pasta kobal oksida dan pasta karbon dalam elektrolit pendukung KNO3, KCl,NaClO4, dan KOH masing-masing konsentrasi 0.1M yang digunakan dalam elektrooksidasi SDBS.
Gambar 2. Voltamogram SDBS 0.025M dalam elektrolit pendukung KNO3, KCl, NaClO4 dan KOH masing-masing konsentrasi 0,1M dengan elektroda platina
Gambar 3. Voltamogram SDBS 0.025M dalam elektrolit pendukung KNO3, KCl, NaClO4 dan KOH masing-masing konsentrasi 0,1M dengan elektroda platina lapis kobal
Gambar 4. Voltamogram SDBS 0.025M dalam elektrolit pendukung KNO3, KCl, NaClO4 dan KOH masing-masing konsentrasi 0,1M dengan elektroda kobal wire
Gambar 5. Voltamogram SDBS 0.025M dalam elektrolit pendukung KNO3, KCl, NaClO4 dan KOH masing-masing konsentrasi 0,1M dengan elektroda kobal oksida
Gambar 6. Voltamogram SDBS 0.025M dalam elektrolit pendukung KNO3, KCl, NaClO4 dan KOH masing-masing konsentrasi 0,1M dengan elektroda pasta kobal logam
            Dari voltamogram yang dihasilkan terlihat pada penggunaan elektroda Pt, Pt berlapis kobal, elektroda pasta kobal oksida, elektroda pasta kobal logam dan elektroda pasta karbon dengan elektrolit pendukung kalium hidroksida 0.1M memberikan respon arus yang lebih tinggi dibanding elektrolit pendukung lainnya, kecuali pada penggunaan elektroda kobal wire, elektrolit pendukung yang menghasilkan arus yang tinggi adalah elektrolit KCl.
Gambar 7. Voltamogram SDBS 0.025M dalam elektrolit pendukung KNO3, KCl, NaClO4 dan KOH masing-masing konsentrasi 0,1M dengan elektroda pasta karbon
            Puncak oksidasi dan reduksi hanya di berikan oleh voltamogram dari elektroda platina berlapis kobal (gambar 3), hal ini menunjukan bahwa penggunaan elektrolit pendukung KOH 0,1M selain memberikan respon arus puncak yang lebih tinggi 30 μA juga memberikan respon puncak oksidasi dan puncak reduksi . Elektroda Pt lapis kobal dengan elektrolit KOH memberikan respon arus yang lebih besar dibandingan elektroda yang lainnya, hal ini karena kobal dapat teroksidasi menjadi kobal (II) dan kobal (III) dan bereaksi dengan senyawa organik menghasilkan senyawa yang lebih sederhana dan karbon dioksida.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa elektrolit pendukung KOH dan elektroda Pt lapis kobal dapat digunakan untuk oksidasi surfaktan SDBS dan perlu di teliti lebih lanjut penggunaannya untuk menanggulangi limbah nyata surfaktan dalam reaktor elektrokimia.

 











BAB IV

PENUTUP

Metoda Voltametri didasarkan pada pengukuran arus difusi yang ditimbulkan dengan scanning potensial pada daerah tertentu.
Dari Jurnal aplikasi juga didapatkan kesimpulan bahwa elektrolit pendukung KOH dan elektroda Pt lapis kobal dapat digunakan untuk oksidasi surfaktan SDBS dan perlu di teliti lebih lanjut penggunaannya untuk menanggulangi limbah nyata surfaktan dalam reaktor elektrokimia.
4.2       Kritik dan Saran
Demikian makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silakan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah manusia bisasa yang tak luput dari salah dan khilaf.


 DAFTAR PUSTAKA






1 komentar: